Jelajahi T.N. Betung Kerihun: Cagar Biosfer UNESCO, Rute & Biaya (Update 2025)
Jauh di pedalaman Kalimantan Barat, di kabupaten perbatasan Kapuas Hulu, terbentang sebuah permata alam yang masih murni: Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Ini bukan sekadar taman nasional biasa; ini adalah sebuah kawasan konservasi masif seluas lebih dari 800.000 hektare yang berfungsi sebagai “Jantung Borneo” (Heart of Borneo).
Bagi para petualang sejati, peneliti, dan siapa pun yang mencari pengalaman otentik, TNBK menawarkan perpaduan langka antara hutan hujan tropis purba, keanekaragaman hayati kelas dunia, dan kearifan budaya Suku Dayak yang hidup harmonis dengan alam.
Kawasan ini begitu penting sehingga pada tahun 2018, bersama dengan Taman Nasional Danau Sentarum, UNESCO menetapkannya sebagai Cagar Biosfer Betung Kerihun Danau Sentarum Kapuas Hulu.
Namun, apa sebenarnya yang membuat Betung Kerihun begitu istimewa? Dan yang lebih penting, bagaimana Anda bisa mengalaminya sendiri? Panduan komprehensif ini akan menjawab semua pertanyaan Anda, mulai dari sejarah, kekayaan hayati, hingga panduan praktis kunjungan Anda.
Sejarah dan Status: Dari Cagar Alam Menjadi Cagar Biosfer
Perjalanan Betung Kerihun menjadi kawasan konservasi kelas dunia memakan waktu puluhan tahun. Statusnya berevolusi, menunjukkan betapa pentingnya area ini diakui secara nasional dan internasional.
-
1982: Sejarahnya dimulai ketika area ini ditetapkan sebagai Cagar Alam Gunung Bentuang oleh Menteri Pertanian, dengan luas awal 600.000 hektare.
-
1992: Luas kawasan diperluas secara signifikan menjadi 800.000 hektare.
-
1995: Statusnya resmi ditingkatkan menjadi Taman Nasional Betung Kerihun.
-
1999: Nama “Betung Kerihun” resmi digunakan, menggantikan nama “Bentuang Karimun”. Nama ini diambil dari dua pilar utama di dalam kawasan: Gunung Betung di barat dan Gunung Kerihun di timur.
-
2014: Luas resmi kawasan ditetapkan dan dikukuhkan menjadi 816.693,40 hektare.
-
2018: Puncak pengakuan internasional tiba ketika TNBK, bersama dengan Taman Nasional Danau Sentarum dan Kabupaten Kapuas Hulu, secara resmi dikukuhkan oleh UNESCO sebagai Cagar Biosfer Dunia.
Saat ini, TNBK juga sedang diusulkan untuk status yang lebih tinggi lagi, yaitu sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO (UNESCO World Heritage Site) bersama Suaka Margasatwa Lanjak Entimau di Malaysia, dengan nama “Transborder Rainforest Heritage of Borneo”.
Mengapa Betung Kerihun Adalah Destinasi Kelas Dunia?
Daya tarik utama TNBK tidak hanya terletak pada pemandangannya, tetapi juga pada status dan fungsinya yang vital.
-
Jantung Borneo (Heart of Borneo): TNBK adalah bagian inti dari inisiatif konservasi tiga negara (Indonesia, Malaysia, Brunei). Kawasan ini berfungsi sebagai “menara air” (water tower) untuk Kalimantan. Topografinya yang berbukit dan bergunung—membentang di Pegunungan Muller—menjadi hulu bagi ratusan jaringan sungai, termasuk Sungai Kapuas, sungai terpanjang di Indonesia.
-
Konservasi Lintas Batas: TNBK berbatasan langsung dengan Suaka Margasatwa Lanjak Entimau (LEWS) di Sarawak, Malaysia. Gabungan keduanya menciptakan salah satu Kawasan Konservasi Lintas Batas (Transboundary Conservation Area) hutan hujan tropis terbesar di dunia, yang sangat penting untuk pergerakan satwa liar.
-
Harmoni Budaya Dayak: Kawasan ini adalah rumah bagi masyarakat adat Suku Dayak Iban, Dayak Tamambaloh, Dayak Bukat, dan Dayak Punan. Ekowisata di sini berarti interaksi langsung dengan budaya mereka, melihat rumah betang (rumah panjang) yang megah, dan belajar kearifan lokal mereka dalam menjaga hutan.
Surga Keanekaragaman Hayati: Jantung Dunia Fauna dan Flora
Inilah inti dari pesona Betung Kerihun. Kawasan ini memiliki delapan tipe ekosistem yang berbeda, mulai dari Hutan Dipterocarp Dataran Rendah, Hutan Aluvial (tepi sungai), Hutan Rawa, Hutan Kapur, hingga Hutan Montane (Pegunungan) di puncaknya seperti Gunung Kerihun (1.790 m) dan Gunung Lawit (1.767 m).
Keberagaman ekosistem ini melahirkan kekayaan hayati yang menakjubkan.
🌿 Dunia Flora: Dari Anggrek Langka hingga Temuan Baru
TNBK adalah rumah bagi lebih dari 1.216 spesies tumbuhan. Hutan Dipterocarpaceae (kelompok meranti) mendominasi, namun bintang utamanya adalah spesies endemik dan langka:
-
Amyxa pluricormis: Spesies unik kerabat pohon Gaharu yang langka dan merupakan satu-satunya anggota dalam marganya (suku tunggal).
-
Anggrek dan Palem: Setidaknya 97 spesies anggrek dan 49 spesies palem telah diidentifikasi.
-
Temuan Baru: Peneliti telah menemukan flora baru di sini, seperti pisang Musa lawitiensis dan spesies Neo uvaria, Castanopsis inermis, dan Shorea peltata.
🐒 Dunia Fauna: Rumah Para Spesies Terancam Punah
TNBK adalah benteng pertahanan terakhir bagi banyak satwa.
-
Primata (7+ Spesies): Ini adalah salah satu habitat terbaik untuk melihat Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus). Selain itu, hutan ini menjadi rumah bagi Kelempiau (Hylobates muelleri), Kelasi (Presbytis rubicunda), Beruk (Macaca nemestrina), dan Tarsius (Tarsius bancanus) yang nokturnal.
-
Mamalia (59 Spesies): Selain primata, terdapat satwa elusif seperti Macan Dahan (Neofelis diardi), Beruang Madu, Kijang Emas (Mutiacus atherodes), dan Berang-berang (Lutra sumatrana).
-
Burung (302 Spesies): TNBK adalah surga pengamat burung (birdwatcher). Sekitar 25 spesiesnya endemik Kalimantan. Maskot Kalimantan Barat, Enggang Gading (Buceros vigil), hidup di sini. Beberapa temuan baru untuk Indonesia juga dicatat di kawasan ini, seperti Ficedula parva dan Rhinomyas brunneata.
-
Herpetofauna dan Ikan: Tercatat 108 spesies reptil/amfibi dan 112 spesies ikan (14 di antaranya endemik Borneo). Yang paling istimewa adalah penemuan katak terkecil di dunia, Leptobrachella myorbergi, yang ukurannya hanya sekitar 1 cm.
Aktivitas dan Pengalaman Ekowisata di TN Betung Kerihun
Berkunjung ke TNBK adalah sebuah petualangan. Aktivitas di sini berpusat pada alam dan budaya, difasilitasi oleh masyarakat lokal.
-
Wisata Susur Sungai: Ini adalah cara utama menjelajahi taman. Anda dapat menyewa longboat atau speedboat untuk menyusuri Sungai Kapuas, Sungai Embaloh, atau Sungai Mendalam.
-
Body Rafting & Tubing: Rasakan kesegaran air di Air Terjun Riam Berasap (Sungai Bungan) atau Riam Kujo (Sungai Embaloh).
-
Trekking dan Hiking: Jelajahi jalur hutan primer, mendaki bukit, atau mengunjungi situs alam seperti Goa Kelelawar dan Batu Luyung.
-
Pengamatan Satwa Liar: Didampingi pemandu, lakukan pengamatan burung (birdwatching) di pagi hari atau cari jejak Orangutan dan mamalia lainnya.
-
Wisata Budaya Dayak:
-
Mengunjungi desa-desa seperti Desa Tanjung Karang Padua dan Desa Datah Hian.
-
Menginap di Rumah Betang (rumah panjang) tradisional untuk merasakan kehidupan komunal Suku Dayak Iban atau Taman.
-
Menyaksikan proses pembuatan kerajinan tangan, seperti kain tenun Borneo, anyaman rotan, ukiran kayu, dan pembuatan Mandau.
-
-
Camping dan Hammocking: Bermalam di tengah hutan belantara (di lokasi yang telah ditentukan) adalah pengalaman tak terlupakan.
-
Fotografi dan Videografi: Setiap sudut TNBK, dari lanskap pegunungan berkabut hingga detail makro flora dan fauna, adalah objek foto yang menakjubkan.
Panduan Praktis Kunjungan ke Taman Nasional Betung Kerihun
Merencanakan perjalanan ke Betung Kerihun membutuhkan persiapan. Ini adalah panduan lengkap Anda.
📍 Alamat dan Perizinan (WAJIB)
Sebelum memulai petualangan, Anda wajib melapor dan mengurus perizinan di kantor pusat.
-
Alamat Kantor: Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun (BBTNBK)
-
Lokasi: Jl. Piere Tendean No. 100, Komplek Kodim 1206, Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
-
Perizinan: Anda harus mendapatkan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi). Ini dapat diurus langsung di kantor Balai Besar di Putussibau.
⏰ Jam Operasional
-
Kantor Balai Besar: Senin – Jumat (08:00 – 16:00 WIB).
-
Kawasan Taman Nasional: Sebagai kawasan hutan belantara, TNBK tidak memiliki “jam buka” atau “jam tutup”. Akses Anda bergantung pada izin SIMAKSI, pemandu, dan kondisi cuaca/sungai.
🏕️ Fasilitas
Ingat, ini adalah kawasan konservasi liar, bukan taman kota. Fasilitas sangat terbatas dan berpusat pada ekowisata berbasis masyarakat.
-
Kantor Pusat (Putussibau): Toilet, Area Parkir, Pusat Informasi.
-
Di Dalam Kawasan:
-
Penginapan: Berupa Homestay di desa-desa Dayak (termasuk di Rumah Betang) atau pondok/lodge sederhana.
-
Toilet: Fasilitas toilet sederhana (MCK) tersedia di desa-desa.
-
Lainnya: Tidak ada toko atau restoran di dalam hutan. Anda harus membawa logistik sendiri atau menggunakan paket jasa dari pemandu lokal (yang biasanya sudah termasuk konsumsi).
-
🏨 Akomodasi dan Penginapan Terdekat
Penting untuk diingat bahwa akomodasi di TNBK bukanlah hotel mewah. Pilihan terbagi dua: di Putussibau (sebagai base camp) atau di dalam/tepi kawasan (sebagai bagian dari pengalaman).
- Di Kota Putussibau:Sebagai gerbang utama, Putussibau memiliki beberapa hotel dan wisma sederhana. Ini adalah tempat terbaik untuk bermalam, mempersiapkan logistik, dan mengurus izin sebelum Anda benar-benar masuk ke taman nasional keesokan harinya.
-
Di Dalam/Tepi Kawasan (Ekowisata):
-
Rumah Wisata Dayak (Homestay): Pilihan paling otentik. Anda dapat menginap di Rumah Betang (rumah panjang) dan tinggal bersama komunitas Suku Dayak. Ini adalah cara terbaik untuk merasakan langsung budaya mereka.
-
Penginapan Kapuas Hulu Eco-Lodge: Sebuah eco-lodge yang dirancang untuk memberikan nuansa alami dan akses mudah ke kawasan taman nasional.
-
Betung Kerihun Forest Lodge: Pilihan lain yang menawarkan suasana menginap dekat dengan alam dan fasilitas memadai untuk para petualang.
-
💰 Estimasi Biaya dan Harga Tiket
Biaya terbesar dalam perjalanan ke TNBK adalah transportasi dan jasa pemandu, bukan tiket masuk. (Harga adalah estimasi dan dapat berubah).
| Kategori | Biaya (IDR) | Keterangan |
| Tiket Masuk | Rp 5.000 /orang (Nusantara) | Per hari |
| Rp 15.000 /orang (Mancanegara) | Per hari | |
| Camping | Rp 15.000 /orang (Nusantara) | Per hari |
| Rp 20.000 /orang (Mancanegara) | Per hari | |
| Pemandu Lokal | Rp 300.000 – Rp 500.000 | Per hari (sangat disarankan/wajib) |
| Sewa Perahu | Rp 75.000 – Rp 300.000+ | Biaya jasa (tergantung PK mesin) |
| Biaya BBM sangat variatif | Ini adalah komponen biaya terbesar, negosiasikan dalam paket tur |
Rute, Akses, dan Transportasi Menuju Betung Kerihun
Perjalanan ke TNBK adalah petualangan itu sendiri. Titik awal Anda adalah Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu.
Langkah 1: Menuju Putussibau
Ada dua cara utama untuk mencapai Putussibau dari Pontianak (Ibu Kota Provinsi Kalbar):
-
✈️ Via Udara (Cara Tercepat):
-
Ambil penerbangan dari Bandara Supadio, Pontianak (PNK) ke Bandara Pangsuma, Putussibau (PSU).
-
Maskapai: Penerbangan perintis (seperti Susi Air, Wings Air – cek jadwal terbaru).
-
Waktu Tempuh: Sekitar 1 jam 20 menit.
-
-
🚌 Via Darat (Cara Hemat):
-
Naik bus antar kota dari Pontianak ke Putussibau.
-
Waktu Tempuh: Sangat lama, berkisar antara 12 hingga 16 jam perjalanan darat.
-
Langkah 2: Dari Putussibau ke Kawasan TNBK
Putussibau adalah gerbangnya. Untuk masuk ke jantung taman nasional, Anda harus melanjutkan perjalanan melalui jalur sungai.
-
Transportasi: Menggunakan perahu motor (longboat atau speedboat).
-
Rute Sungai: Menyusuri Sungai Kapuas, lalu masuk ke anak-anak sungainya seperti Sungai Sibau, Sungai Mendalam, atau Sungai Embaloh, tergantung tujuan resort Anda.
-
Waktu Tempuh: Bisa memakan waktu 5 jam atau lebih hanya untuk mencapai titik masuk kawasan, tergantung kecepatan perahu dan tujuan Anda.
Tips Penting Sebelum Menjelajah Jantung Borneo
-
Waktu Terbaik: Musim kemarau (sekitar Juni – Agustus) adalah waktu terbaik karena curah hujan lebih rendah dan aktivitas trekking lebih mudah. Bulan April – Mei sering menjadi waktu upacara adat Dayak.
-
Gunakan Pemandu Lokal: Ini tidak bisa ditawar. Selalu gunakan pemandu lokal. Mereka tidak hanya menjamin keamanan Anda di hutan dan sungai, tetapi juga sebagai jembatan budaya ke masyarakat adat.
-
Bawa Uang Tunai: Tidak ada ATM di dalam kawasan hutan. Pastikan Anda membawa uang tunai yang cukup dari Putussibau.
-
Perlengkapan Wajib: Bawa dry bag (kantong kedap air) untuk melindungi elektronik dan pakaian, sepatu trekking yang baik, obat-obatan pribadi, lotion anti nyamuk, dan life jacket (jaket pelampung) saat di perahu.
-
Hormati Adat: Saat memasuki desa Dayak atau Rumah Betang, hormati adat istiadat dan kearifan lokal. Selalu minta izin sebelum memotret.
-
Bawa Pulang Sampah: Ini adalah kawasan konservasi murni. Bawa kembali semua sampah non-organik Anda ke Putussibau.
Taman Nasional Betung Kerihun bukan hanya destinasi liburan. Ini adalah sebuah perjalanan ke salah satu ekosistem paling penting di planet ini, sebuah ruang refleksi tentang hubungan kita dengan alam dan budaya.
Apakah Anda siap untuk petualangan seumur hidup di Jantung Borneo?