Danau Sentarum: Cagar Biosfer UNESCO yang Wajib Dikunjungi 2025 (Rute, Biaya & Aktivitas)

Pernahkah Anda mendengar tentang “danau yang bisa menghilang”?. Itulah julukan unik untuk Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS), sebuah keajaiban alam di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Kawasan ini bukan sekadar danau biasa. Ini adalah kawasan lahan basah (wetland) musiman terbesar di Indonesia, yang berfungsi sebagai “jantung” ekologis untuk Daerah Aliran Sungai Kapuas. Statusnya pun mentereng: Situs Ramsar (lahan basah penting internasional) sejak 1994 dan Cagar Biosfer UNESCO sejak 2018.

Bagi Anda yang mencari petualangan otentik, Danau Sentarum adalah jawabannya. Tapi, bagaimana cara ke sana, apa yang bisa dilihat, dan berapa biayanya? Mari kita jawab semua pertanyaan Anda.

Apa Sebenarnya Keistimewaan dan Daya Tarik Danau Sentarum?

Keunikan utama Danau Sentarum adalah sifatnya sebagai danau musiman.

  • 10 Bulan Musim Hujan: Selama 10 bulan, kawasan seluas 132.000 hektare ini akan tergenang air limpahan Sungai Kapuas, mengubahnya menjadi danau raksasa dengan kedalaman 6 hingga 15 meter.

  • Musim Kemarau: Saat kemarau (biasanya Agustus-September), danau ini akan surut drastis dan “menghilang”, berubah menjadi hamparan daratan dan kolam-kolam kecil.

Siklus inilah yang menciptakan biodiversitas yang luar biasa. Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS) adalah hotspot biodiversitas global, yang diakui sebagai Cagar Biosfer UNESCO dan Situs Ramsar karena kekayaan ekosistem lahan basah musiman yang unik.

Berikut adalah rincian kekayaan hayati yang menakjubkan di kawasan ini:

🌿 Kekayaan Flora (Tumbuhan)

Secara total, TNDS adalah rumah bagi 675 spesies tumbuhan yang tergolong dalam 97 suku (familia). Kekayaan ini mencakup:

  • Anggrek: Terdapat 154 spesies anggrek alam yang langka. Dari jumlah tersebut, 3 jenis merupakan endemik dan 10 jenis merupakan temuan baru bagi sains.

  • Tumbuhan Endemik dan Khas: Kawasan ini memiliki banyak vegetasi endemik yang telah beradaptasi dengan siklus banjir dan surut. Jenis-jenis yang paling terkenal meliputi:

    • Tembesu atau Tengkawang (Shorea beccariana)

    • Jelutung (Dyera costulata)

    • Ramin (Gonystylus bancanus)

    • Meranti (Shorea sp)

    • Keruing (Dipterocarpus sp)

    • Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri)

    • Menungau (Vatica menungau)

    • Rengas (Gluta rengas)

    • Kawi (Shorea balangeran)

    • Putat (Baringtonia acutangula)

    • Pungguk (Crateva religiosa), sejenis tumbuhan yang oleh masyarakat dikenal mirip dengan tumbuhan endemik di Amazon.

🐟 Fauna Ikan (Ikan Air Tawar)

Ekosistem danau musiman ini berfungsi sebagai tempat pemijahan (perkembangbiakan) ikan-ikan Sungai Kapuas. TNDS mencatat kekayaan ikan air tawar yang fenomenal, dengan 240 hingga 265 jenis ikan.

  • Spesies Ikonik: TNDS adalah habitat asli dari Arwana Merah Super (Super Red Arowana) yang juga dikenal sebagai Siluk Merah Super (Scleropages formosus).

  • Keragaman Ukuran: Keanekaragaman ikan bervariasi dari yang terkecil, seperti Ikan Linut (Sundasalax cf. Microps) yang berukuran sekitar 1 cm, hingga yang terbesar seperti Ikan Tapah (Wallago leeri) yang dapat mencapai lebih dari 200 cm.

  • Ikan Konsumsi & Hias: Selain arwana, danau ini kaya akan ikan konsumsi seperti Toman, Lais, Belida, Jelawat, dan Patin. Terdapat pula ikan hias lain seperti Ulang Uli (Botia macracantho).

  • Penemuan Baru: Setidaknya terdapat 13 jenis ikan di kawasan ini yang tergolong sebagai spesies baru (new species) bagi ilmu pengetahuan.

🐒 Fauna Mamalia

Kawasan ini menjadi habitat bagi 140 hingga 147 jenis mamalia, yang mencakup sekitar 67% (dua pertiga) dari total jenis mamalia yang ada di Pulau Kalimantan. Terdapat 23 jenis mamalia yang bersifat endemik.

  • Primata Kunci: TNDS adalah benteng pertahanan penting bagi primata langka, termasuk:

    • Orangutan (Pongo pygmaeus / pygmaeusi)

    • Bekantan (Nasalis larvatus), atau kera hidung panjang

    • Kelempiau Kalimantan (Hylobates muelleri) atau Siamang (Hylobates muelleri) 

    • Ungko Tangan Hitam (Hyobates agilis)

    • Kepuh (Presbytis melataphos eruniger)

    • Long-tailed monkey (Macca fascicularis)

  • Mamalia Lain: Satwa lain yang dapat dijumpai termasuk Beruang Madu (Helarctos malayanus), Macan Dahan / Macan Pohon (Neofelis nebulosa), Tupai (Callosciurus notatus, C. Prevostii), dan Tupai besar (Ratufa affinis).

🐦 Fauna Burung (Avian)

TNDS adalah surga bagi pengamat burung (bird watcher). Tercatat ada 310 hingga 311 jenis burung di kawasan ini, yang mewakili sekitar 20% dari total jenis burung di Indonesia.

  • Rangkong (Hornbill): Kawasan ini sangat penting untuk Rangkong. Terdapat 8 jenis Rangkong (Bucerotidae) yang hidup di sini, dari 14 jenis yang ada di dunia. Spesies yang dapat dijumpai termasuk Enggang Gading (Rhinoplax vigil) dan Rangkong (Buceros rhinoceros).

  • Burung Langka & Khas: Spesies langka dan penting lainnya meliputi:

    • Bangau Hutan Rawa (Ciconia stormi)

    • Bangau Tuntong (Leptoptilus)

    • Beluk Ketupa (Ketupa ketupa)

    • Bekakak (Halcyon capensis)

    • Elang Kepala Putih (Haliastur Indus) 

    • Raja Udang (Alcedo Meninting)

🐊 Fauna Reptil dan Amfibi

Kekayaan hayati juga mencakup herpetofauna. Terdapat sekitar 28 hingga 31 jenis reptil. Jika digabungkan dengan amfibi, totalnya tercatat 64 jenis reptil dan amfibi.

  • Buaya: Kawasan ini merupakan habitat penting bagi buaya, termasuk:

    • Buaya Sinyulong atau Seyolong (Tomistoma schlegelli), yang merupakan spesies pemakan ikan.

    • Buaya Muara (Crocodylus porosus)

Budaya

Kawasan ini juga menjadi rumah bagi masyarakat Suku Dayak Iban dan Melayu yang hidup harmonis dengan alam.

 

Aktivitas Apa Saja yang Bisa Dilakukan di Danau Sentarum?

Sebagai tempat dengan beragam koleksi satwa liar dan lingkungan alam yang indah, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan.

  • Menyusuri Danau: Aktivitas wajib adalah menyusuri danau interkoneksi yang luas dengan kano atau menyewa perahu motor (longboat) untuk mengamati satwa liar alami.

  • Mengamati Burung (Bird Watching): Bagi penggemar burung, Bukit Lanjak dan Nanga Kenelang adalah tempat terbaik untuk mengamati keajaiban terbang Danau Sentarum, seperti Rangkong, Elang Kepala Putih, dan Raja Udang.

  • Kunjungan Budaya: Anda bisa mengunjungi Rumah Betang (rumah panjang tradisional Dayak) yang berjarak sekitar 6 km dari Lanjak. Ini adalah kesempatan emas untuk belajar filosofi keharmonisan hidup antara manusia dan alam dari Suku Dayak.

  • Wisata Edukasi dan Penelitian: Terdapat laboratorium penelitian di Bukit Tekenang bagi yang ingin belajar lebih banyak. Motivasi utama pengunjung seringkali memang untuk pendidikan dan penelitian.

  • Mencicipi Madu Hutan: TNDS terkenal dengan madu hutan Tualang. Anda bisa melihat proses panen tradisional oleh “periau” (petani madu) jika berkunjung pada musimnya.

  • Aktivitas Lain: Anda juga bisa melakukan sport fishing (memancing) atau tracking orangutan.

Bagaimana Fasilitas dan Akomodasi di Sana?

Fasilitas di TNDS dikelola untuk mendukung ekowisata. Berdasarkan data Sisparnas Kemenparekraf, seperti:

  • Pusat Informasi 

  • Jasa Makanan dan Minuman 

  • Tempat Ibadah 

  • Toilet Umum, termasuk Toilet Khusus Disabilitas dan Lansia

  • Jalur Evakuasi dan Asuransi Pengunjung

Meskipun begitu,bahwa fasilitas seperti MCK dan pondok pengunjung masih perlu peningkatan kualitas untuk kenyamanan.

Untuk akomodasi, jangan harapkan hotel berbintang. Pilihan menginap bersifat sederhana dan menyatu dengan alam:

  • Homestay/Wisma: Terdapat di Lanjak, salah satu pintu masuk utama.

  • Rumah Betang: Anda bisa meminta izin untuk menginap di rumah panjang Suku Dayak Iban untuk pengalaman otentik.

  • Guesthouse: Terdapat fasilitas guesthouse milik Balai Taman Nasional yang bisa digunakan dengan koordinasi.

Berapa Biaya Masuk dan Kapan Waktu Terbaik Berkunjung?

Biaya dan Tiket Masuk

Harga tiket masuk (HTM) resmi TNDS (berdasarkan data Oktober 2025) sangat terjangkau:

  • Wisatawan Domestik (WNI): Rp 5.000 (Hari biasa) / Rp 7.500 (Hari libur).

  • Wisatawan Mancanegara (WNA): Rp 150.000 (Hari biasa) / Rp 225.000 (Hari libur).

Penting: Biaya tiket masuk ini adalah komponen terkecil. Biaya terbesar dalam perjalanan Anda adalah sewa transportasi, terutama perahu motor (longboat/speedboat) untuk menjelajahi kawasan.

Waktu Terbaik Berkunjung

Waktu kunjungan sangat bergantung pada apa yang ingin Anda lihat:

  • Musim Hujan/Basah (Oktober – Juni): Waktu terbaik untuk merasakan sensasi “danau raksasa”. Anda bisa menyusuri danau dengan perahu dan mengunjungi pulau-pulau.

  • Musim Kemarau (Juli – September): Waktu untuk melihat sisi lain TNDS saat daratan mengering.

  • Waktu Ideal (Rekomendasi): April hingga Juni. Ini adalah awal musim kemarau di mana air danau masih cukup tinggi untuk dijelajahi, namun cuaca lebih nyaman.

Di Mana Alamat dan Bagaimana Rute Menuju Danau Sentarum?

Alamat

Secara administratif, TNDS tidak memiliki satu alamat pasti. Kawasan ini mencakup 7 kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, termasuk Kecamatan Batang Lupar, Badau, Jongkong, dan Selimbau.

Salah satu gerbang utama yang paling umum diakses wisatawan adalah Lanjak.

Rute dan Transportasi

Mencapai Danau Sentarum adalah sebuah petualangan multi-langkah. Rute paling efisien adalah:

  1. Tahap 1: Penerbangan ke Putussibau

    Ambil penerbangan dari Pontianak (PNK) menuju Putussibau (PLB). Ini adalah penerbangan perintis yang memakan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam.

  2. Tahap 2: Perjalanan Darat ke Lanjak

    Dari Putussibau, lanjutkan perjalanan darat menggunakan mobil sewaan atau travel menuju Lanjak. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 2 hingga 3 jam.

  3. Tahap 3: Perjalanan Air ke Dalam Kawasan

    Dari Lanjak, petualangan Anda yang sesungguhnya dimulai. Anda harus menyewa perahu motor (longboat atau speedboat) untuk masuk dan menjelajahi kawasan inti Taman Nasional Danau Sentarum.

Selamat bertualang di Jantung Kalimantan!