Kuliner Manado: Menjelajahi Sensasi Pedas Aromatik yang Tak Terlupakan

Saat menyebut Manado, banyak yang langsung terbayang keindahan bawah laut Taman Nasional Bunaken. Namun, Ibu Kota Sulawesi Utara ini menyimpan magnet lain yang tak kalah kuat: warisan kulinernya. Gastronomi Manado adalah sebuah perayaan rasa yang berani, kaya, dan identik dengan sensasi pedas yang menggugah selera.

Masakan Manado telah lama meroket popularitasnya di seluruh nusantara. Rahasianya terletak pada penggunaan bumbu dan rempah segar yang melimpah. Bawang putih, jahe, serai, daun kemangi (yang digunakan secara royal), dan daun jeruk purut berpadu menciptakan harmoni rasa yang unik dan tak terlupakan.

Namun, kuliner Manado bukan hanya soal “pedas”. Ini adalah tentang bagaimana rasa pedas itu disajikan. Setidaknya ada tiga pilar “bumbu” yang mendefinisikan identitas masakan Manado: Rica-Rica (pedas dimasak), Woku (pedas aromatik berkuah kuning), dan Dabu-Dabu (pedas segar mentah).

Bagi Anda yang memiliki preferensi rasa lebih lembut, jangan khawatir. Manado juga menawarkan hidangan gurih dan manis yang memanjakan lidah. Kuncinya adalah eksplorasi.

Di Mana Menemukan Kelezatan Otentik Manado?

Untuk berburu kuliner otentik, beberapa kawasan legendaris wajib Anda datangi. Jalan Wakeke dikenal sebagai “kampung kuliner” yang menawarkan beragam hidangan otentik. Boulevard Pierre Tendean menyajikan pemandangan laut sambil bersantap, sementara Pantai Kalasey dan area sekitar Pelabuhan Bitung adalah surga bagi pencinta seafood segar tangkapan nelayan.

Berikut adalah 8+ hidangan dan bumbu khas Manado yang wajib Anda cicipi untuk pengalaman kuliner yang komprehensif.

 

1. Tinutuan (Bubur Manado): Sarapan Sehat Penuh Gizi

Memulai hari di Manado terasa sempurna dengan semangkuk Tinutuan. Ini bukan sekadar bubur nasi biasa. Tinutuan adalah bubur yang kaya gizi, dimasak dengan campuran labu kuning (yang memberi warna dan rasa manis alami), ubi jalar, jagung manis pipil, dan aneka sayuran hijau seperti kangkung, bayam, dan yang paling khas, daun gedi. Daun gedi (sayuran asli Sulawesi) memberikan tekstur sedikit kental dan rasa yang unik.

Disajikan panas dengan aroma serai dan kemangi, Tinutuan sering dinikmati bersama pelengkap seperti Perkedel Nike (bakwan ikan teri kecil khas Danau Tondano) dan sambal dabu-dabu. Ini adalah pilihan sarapan yang sangat populer dan sempurna bagi vegetarian.

 

2. Rica-Rica: Sensasi Pedas Merah yang Melegenda

Dalam bahasa Manado, “rica” berarti “cabai” atau “pedas”. Bumbu Rica-Rica adalah saus pedas merah yang dimasak (ditumis) hingga matang. Bahan utamanya adalah cabai merah, bawang merah, bawang putih, jahe, dan tomat.

Bumbu ini kemudian digunakan untuk memasak berbagai protein. Hidangan yang paling populer tentu saja Ayam Rica-Rica. Ayam yang telah digoreng atau dibakar, disiram dan dimasak kembali dengan bumbu rica yang melimpah hingga meresap. Selain ayam, bumbu ini juga luar biasa lezat untuk ikan, bebek, atau daging sapi.

 

3. Woku: Harmoni Bumbu Kuning Aromatik

Jika Rica-Rica adalah “si merah menyengat”, Woku adalah “si kuning aromatik”. Woku adalah bumbu kaya rempah yang menggunakan kunyit sebagai pemberi warna kuning. Bumbu halusnya terdiri dari kemiri, bawang, jahe, lengkuas, dan tentu saja, cabai.

Keunikan Woku terletak pada penggunaan daun-daun aromatik yang dimasukkan di akhir proses memasak: daun kunyit, daun pandan, daun jeruk, serai, dan yang paling penting, daun kemangi dalam jumlah banyak. Ada dua jenis Woku: Woku Belanga (dimasak berkuah di dalam panci/belanga) dan Woku Daun (dibungkus daun pisang lalu dibakar/dikukus). Cumi Woku Belanga atau Ikan Woku adalah hidangan yang wajib dicoba.

 

4. Dabu-Dabu: Sambal Segar Pembangkit Selera

Ini adalah pendamping wajib di meja makan Manado. Berbeda dari sambal lain yang diulek dan dimasak, Dabu-Dabu adalah sambal mentah yang segar. Irisan cabai rawit, tomat merah dan hijau, serta bawang merah dicampur menjadi satu, kemudian diberi perasan lemon cui (jeruk kesturi lokal) dan disiram dengan sedikit minyak kelapa panas.

Dabu-Dabu paling sempurna disajikan sebagai topping untuk ikan bakar, seperti Ikan Tude Bakar (Ikan Kembung) atau Rahang Tuna Bakar yang berjus.

 

5. Cakalang Fufu: Ikan Asap dari Bitung

Cakalang Fufu adalah ikan cakalang (skipjack tuna) yang diawetkan dengan cara diasap. Ikan dibelah dua, dijepit dengan kerangka bambu, lalu diasap di atas bara tempurung kelapa selama berjam-jam hingga kering dan matang sempurna. Proses ini memberikan aroma smoky yang intens dan rasa yang khas.

Cakalang Fufu bisa langsung dinikmati dengan nasi panas dan dabu-dabu, atau diolah kembali menjadi hidangan lain seperti isian Panada, ditumis, atau dicampur dalam Garo Bunga Pepaya.

 

6. Garo Bunga Pepaya: Pahit Gurih yang Bikin Kangen

Orang Manado juga gemar menyantap sayuran. “Garo” berarti “diaduk” atau “ditumis”. Hidangan ini menggunakan kuncup bunga pepaya jantan yang memiliki cita rasa pahit khas yang nikmat.

Untuk mengurangi rasa pahitnya, kuncup bunga ini biasanya diremas dengan garam dan direbus sebentar sebelum ditumis. Bumbu tumisnya sederhana (bawang, cabai) namun seringkali diperkaya dengan suwiran Cakalang Fufu dan daun kemangi, menciptakan perpaduan rasa pahit, gurih, dan pedas yang seimbang.

 

7. Klappertaart: Kue Kelapa Manis Warisan Belanda

Sebagai penyejuk lidah setelah pesta rasa pedas, Klappertaart adalah juaranya. Kue ini adalah warisan kuliner dari zaman kolonial Belanda yang telah menjadi ikon dessert Manado.

Namanya secara harfiah berarti “Kue Kelapa”. Teksturnya sangat lembut, creamy, dan lumer di mulut, terbuat dari adonan tepung, susu, mentega, dan kuning telur, yang diisi dengan daging kelapa muda segar yang melimpah. Bagian atasnya sering diberi topping putih telur (meringue), kismis, kenari, dan taburan kayu manis. Klappertaart paling nikmat disajikan dalam keadaan dingin.

 

8. Panada: Roti Goreng Gurih Isi Cakalang

Sekilas, Panada mirip dengan kue pastel. Namun, perbedaannya fundamental. Jika pastel menggunakan kulit pastry yang renyah, Panada menggunakan adonan roti yang lembut dan sedikit manis. Pengaruh kuliner ini datang dari Spanyol/Portugis (empanada).

Di tangan orang Manado, roti goreng ini diberi isian yang “Manado banget”: tumisan ikan Cakalang Fufu pedas (mirip bumbu panpis). Kombinasi roti yang empuk di luar dengan isian ikan pedas gurih di dalamnya menjadikan Panada camilan yang sangat mengenyangkan.

 

9. Nasi Jaha: Nasi Ketan Bambu yang Aromatik

Nasi Jaha adalah hidangan nasi ketan gurih yang sering hadir dalam perayaan atau acara khusus. Beras ketan dicampur dengan santan, jahe, serai, dan daun jeruk nipis, kemudian dimasukkan ke dalam batang bambu muda yang telah dilapisi daun pisang.

Bambu ini kemudian dibakar di atas bara api, mirip proses membuat lemang. Hasilnya adalah nasi ketan yang padat, gurih, dengan aroma wangi yang luar biasa dari jahe dan daun pisang yang terbakar. Nasi Jaha biasanya diiris bulat-bulat dan disajikan sebagai pendamping hidangan daging atau ikan.