Bukan Sekadar Bakpia: 7 Oleh-Oleh Unik Yogyakarta yang Harus Masuk Koper Anda
Apakah Anda sedang merencanakan perjalanan ke Yogyakarta dalam waktu dekat? Bersiaplah untuk pengalaman yang tak terlupakan. Yogyakarta bukan hanya tentang Candi Borobudur atau kehangatan penduduk lokalnya, tetapi juga surga bagi para pemburu barang seni dan kerajinan.
Jika Anda bosan dengan oleh-oleh standar seperti Bakpia atau Batik cetak biasa, Anda berada di tempat yang tepat. Berdasarkan riset mendalam dan pengalaman lokal, berikut adalah kurasi 7 kerajinan tangan (craftmanship) terbaik dari Yogyakarta yang memadukan nilai sejarah, estetika, dan kualitas tinggi.
1. Batik Kayu Desa Krebet: Unik dan Tahan Lama
Di Desa Wisata Krebet, penduduknya tidak membatik di atas kain, melainkan di atas kayu. Prosesnya sama rumitnya: menggunakan canting dan lilin malam panas, namun medianya adalah kayu pule, mahoni, atau jati.
-
Apa yang harus dibeli: Topeng wayang, patung Loro Blonyo (sepasang pengantin Jawa), nampan, kotak tisu, hingga wayang klitik.
-
Keunikan: Karena dilukis manual di atas serat kayu, tidak ada dua barang yang 100% identik. Ini adalah karya seni one-of-a-kind.
-
Estimasi Harga: Gantungan kunci mulai Rp10.000, topeng/hiasan dinding mulai Rp50.000 – Rp500.000.
-
Lokasi: Desa Wisata Krebet, Sendangsari, Pajangan, Bantul (Sekitar 30-40 menit dari pusat kota).
2. Kerajinan Kulit Manding: “Cibaduyut”-nya Jogja
Jika Garut atau Bandung punya sentra kulit, Yogyakarta memiliki Desa Wisata Manding. Kualitas kulit dari Bantul ini telah diekspor ke mancanegara karena kehalusan samak dan ketahanan bahannya.
-
Apa yang harus dibeli: Tas kulit sapi asli, jaket, sepatu, ikat pinggang, hingga koper vintage.
-
Tips Insider: Untuk pengalaman lebih mendalam, kunjungi Kaula Leather. Berbeda dengan toko biasa, mereka menawarkan workshop pembuatan barang kulit. Anda bisa menjahit dompet atau tas sendiri dalam hitungan jam.
-
Estimasi Harga: Aksesoris kecil mulai Rp50.000, Tas kulit asli mulai Rp450.000. Biaya workshop di Kaula Leather bervariasi antara Rp350.000 – Rp3.500.000 (tergantung durasi dan material).
-
Lokasi: Sentra Kulit Manding (Jalan Parangtritis Km 11). Untuk workshop: Kaula Leather, Jl. Jaya Darma No 36.B, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.
3. Perak Kotagede: Warisan Kerajaan Mataram
Kotagede bukan sekadar nama tempat; ini adalah kota tua yang menjadi saksi bisu sejarah Kerajaan Mataram Islam. Dikenal sebagai “Kota Perak,” pengrajin di sini memiliki keahlian turun-temurun dalam teknik filigree (benang perak halus).
-
Apa yang harus dibeli: Perhiasan (cincin, bros, kalung) dengan motif ukiran Jawa, miniatur Candi Borobudur, wayang perak, hingga helm ukir custom dari bahan logam (aluminium/tembaga/kuningan).
-
Pengalaman: Banyak studio di sini mengizinkan Anda melihat langsung proses pembuatannya. Jangan ragu untuk bertanya pada pengrajin tentang filosofi motifnya.
-
Estimasi Harga: Aksesoris kecil mulai Rp250.000. Helm ukir custom mulai Rp1.200.000 (aluminium/kuningan) hingga puluhan juta untuk bahan perak murni.
-
Rekomendasi Lokasi: Sepanjang Jl. Kemasan, Kotagede. Toko legendaris seperti HS Silver atau Ansor Silver sangat direkomendasikan untuk jaminan keaslian.
4. Tenun Lurik: Kain Tradisional yang Naik Kelas
Lurik (dari bahasa Jawa “Lorek” yang berarti garis) dulunya adalah pakaian rakyat jelata dan abdi dalem keraton. Kini, Lurik telah bertransformasi menjadi fashion statement yang elegan tanpa kehilangan nilai filosofis kesederhanaannya.
-
Apa yang harus dibeli: Kain lurik per meter (ATBM – Alat Tenun Bukan Mesin), kemeja siap pakai, syal, atau tas kombinasi lurik.
-
Tips Membedakan Kualitas: Lurik ATBM memiliki tekstur benang yang sedikit timbul dan tidak sesempurna buatan mesin, justru itulah letak seninya. Pastikan Anda membeli Lurik Pedan atau Lurik Krapyak yang asli.
-
Estimasi Harga: Kain per meter mulai Rp35.000 (mesin) hingga Rp150.000++ (ATBM pewarna alami).
-
Lokasi: Lurik Kurnia di Krapyak Wetan No 133, Sewon, Bantul (Panggung Harjo).
5. Merchandise Dagadu Djokja: Ikon Kreativitas Kata
Sejak 1994, Dagadu telah menjadi “Joger”-nya Yogyakarta. Ciri khasnya adalah desain grafis berupa mata dan permainan kata-kata (plesetan) cerdas yang menyindir isu sosial atau mengangkat budaya lokal dengan jenaka.
-
Penting: Hati-hati barang tiruan! Dagadu yang asli tidak dijual di kaki lima Malioboro. Produk asli hanya dijual di gerai resmi (Gerai Dagadu).
-
Sub-Brand: Cek juga Oblongpedia (kaos edukasi sejarah) dan Pernak-Pernik (souvenir kecil).
-
Lokasi Utama: Yogyatourium Dagadu Djokja, Jl. Gedongkuning No.128, Rejowinangun. Tempat ini memiliki arsitektur unik dan sering mengadakan event kreatif.
6. Cokelat Monggo: Cita Rasa Belgia, Jiwa Jawa
Didirikan tahun 2005 oleh ahli cokelat asal Belgia yang jatuh cinta pada Yogyakarta, Cokelat Monggo menggunakan biji kakao premium Indonesia dan mentega kakao murni (bukan lemak nabati pengganti).
-
Varian Unik: Selain rasa standar, cobalah varian Rendang, Cabai Red Chili, atau Praline Jawa. Kemasannya yang menggunakan kertas daur ulang dengan desain wayang menjadikannya oleh-oleh yang ramah lingkungan dan artistik.
-
Pengalaman: Kunjungi Museum Cokelat Monggo di Bangunjiwo untuk melihat sejarah cokelat dan mencicipi langsung dari pabriknya.
-
Estimasi Harga: Bar 80gr mulai Rp45.000. Gift set mulai Rp100.000.
-
Lokasi: Showroom utama di Kotagede atau Museum di Jl. Tugu Gentong, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul.
7. Gerabah Kasongan: Seni Tembikar Legendaris
Kurang lengkap rasanya bicara kerajinan Jogja tanpa menyebut Kasongan. Ini adalah sentra kerajinan tanah liat terbesar di Yogyakarta.
-
Apa yang harus dibeli: Guci keramik estetik, patung loro blonyo, pot tanaman terakota, hingga perlengkapan makan keramik modern.
-
Tips Pengiriman: Jangan khawatir membeli barang pecah belah. Penjual di Kasongan sangat ahli dalam packing kayu (palet) untuk pengiriman kargo ke seluruh Indonesia bahkan luar negeri.
-
Estimasi Harga: Souvenir kecil mulai Rp5.000, Guci besar mulai Rp100.000 hingga jutaan rupiah.
-
Lokasi: Jl. Kasongan, Bangunjiwo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
Tips Berbelanja Cerdas di Yogyakarta (Expertise)
-
Tawar-Menawar: Di pasar seni atau desa wisata (kecuali toko harga pas seperti Dagadu atau Monggo), menawar adalah hal wajar. Mulailah menawar sekitar 30-40% dari harga pembuka dengan sopan.
-
Cek Keaslian: Untuk Perak dan Kulit, tanyakan sertifikat atau jaminan bahan. Perak asli biasanya memiliki cap “925”.
-
Waktu Terbaik: Kunjungilah desa wisata (Krebet/Manding/Kasongan) di pagi hari (pukul 09.00 – 11.00) saat pengrajin sedang aktif bekerja, sehingga Anda bisa melihat prosesnya.
FAQ: Pertanyaan Seputar Oleh-Oleh Yogyakarta
Berikut adalah pertanyaan yang sering diajukan wisatawan terkait belanja di Yogyakarta.
Q: Di mana tempat membeli oleh-oleh Yogyakarta yang murah tapi bagus?
A: Untuk harga grosir, datanglah langsung ke desa wisatanya (Manding untuk kulit, Kasongan untuk gerabah). Untuk makanan dan baju murah, Teras Malioboro adalah pilihan tepat.
Q: Apakah Cokelat Monggo tahan lama untuk dibawa perjalanan jauh?
A: Cokelat Monggo asli terbuat dari cocoa butter yang mudah leleh di suhu panas. Gunakan cooler bag jika perjalanan Anda memakan waktu lama, atau beli di bandara YIA sesaat sebelum terbang.
Q: Bagaimana membedakan Dagadu asli dan palsu?
A: Dagadu asli memiliki label hologram khusus, kualitas kain katun combed premium, dan hanya dijual di gerai resmi (Yogyatourium, Alun-Alun Utara, atau Malioboro Mall). Jika dijual eceran di trotoar, dipastikan itu palsu (biasanya disebut “Dagadu-dagaduan”).
Q: Apakah bisa mengirim perabot gerabah Kasongan ke luar kota?
A: Sangat bisa. Hampir semua toko besar di Kasongan bekerjasama dengan ekspedisi kargo dan menyediakan layanan packing kayu bergaransi.
(Pastikan untuk memeriksa jam operasional toko melalui Google Maps sebelum berkunjung, karena dapat berubah sewaktu-waktu)