Menjelajahi Goa Surocolo & Sendang Surocolo: Perpaduan Wisata Sejarah dan Alam

Apakah Anda mencari destinasi wisata di Yogyakarta yang memadukan petualangan alam, misteri sejarah, dan ketenangan spiritual?

Jauh dari hiruk-pikuk kota, tersembunyi di balik tebing perbukitan Pundong, terdapat sebuah situs yang menyimpan cerita bisu dari masa peralihan Hindu ke Islam hingga era pelarian Kerajaan Mataram. Tempat itu adalah Goa Surocolo, atau yang sering dikenal sebagai Gua Sunan Mas.

Artikel ini akan mengulas secara mendalam panduan perjalanan, sejarah, dan daya tarik Goa Surocolo sebagai referensi wisata sejarah (heritage tourism) Anda berikutnya.

🏛️ Sejarah & Legenda: Dari Hindu hingga Mataram Islam

Meskipun ukurannya tidak raksasa, Goa Surocolo memiliki bobot sejarah yang berat. Berdasarkan kajian arkeologis dan cerita tutur masyarakat, situs ini memiliki dua lapisan sejarah utama:

1. Tempat Persembunyian Raja (Era Mataram Islam)

Nama “Surocolo” sering dikaitkan dengan Sunan Amangkurat III (Sunan Mas). Konon, gua ini menjadi benteng pertahanan alam dan tempat persembunyian Sunan Mas saat berkonfrontasi dengan VOC (Belanda) dan pamannya sendiri, Pangeran Puger (Pakubuwono I), dalam perebutan tahta Kartasura. Lokasinya yang berada di tebing curam menjadikannya tempat yang strategis untuk memantau musuh tanpa terlihat.

2. Jejak Peradaban Hindu

Jauh sebelum era Mataram Islam, kawasan ini diduga kuat merupakan tempat pemujaan masa Hindu. Hal ini dibuktikan dengan temuan berbagai artefak di sekitar gua, seperti:

  • Arca Mahakala & Jaladwara: Indikasi adanya bangunan suci atau patirtan.

  • Prasasti Batu Andesit: Ditemukan di depan gua dengan relief Bhatara Gana (Ganesha) yang sedang mengangkat wadah air.

  • Prasasti Angka Tahun: Di dalam gua pernah ditemukan sengkalan berbunyi “Krtining Pannembah Winayang hing Ratu” yang merujuk pada angka tahun 1624 Jawa. (Catatan: Prasasti asli kini disimpan di Museum Nasional Jakarta dan BP3 Yogyakarta demi keamanan).

🌿 Eksplorasi Alam & Daya Tarik Wisata

Mengunjungi Goa Surocolo bukan hanya soal melihat lubang di dinding tebing. Ada pengalaman (Experience) menyeluruh yang ditawarkan:

Karakteristik Gua

Gua ini terbentuk secara alami di dinding bukit kapur.

  • Dimensi: Kedalaman sekitar 6–7 meter dengan mulut gua 1,5 x 1 meter.

  • Interior: Cukup luas di dalam dengan langit-langit setinggi 7 meter, memungkinkan pengunjung berdiri tegak.

Kompleks “Gua Bersaudara”

Surocolo tidak sendirian. Di sekitarnya terdapat tiga gua lain yang bisa Anda eksplorasi dalam satu kali perjalanan:

  1. Gua Kendhil

  2. Gua Kenek

  3. Gua Tawas

Aktivitas yang Bisa Dilakukan

  • Trekking Ringan: Menapaki jalan setapak menanjak dengan pemandangan khas perbukitan seribu.

  • Wisata Edukasi Sejarah: Mengamati sisa-sisa batuan candi dan struktur gua.

  • Meditasi & Ziarah: Bagi sebagian kalangan, tempat ini masih dianggap sakral untuk menenangkan diri.

  • Fotografi Alam: Pemandangan dari ketinggian bukit menawarkan panorama hijau pedesaan Bantul yang memukau, terutama saat pagi hari.

📋 Informasi Praktis Wisata (Updated)

Berikut adalah ringkasan data faktual untuk memudahkan perencanaan kunjungan Anda:

Kategori Keterangan Detail
Lokasi Dusun Poyahan, Kelurahan Seloharjo, Kec. Pundong, Kab. Bantul, DI Yogyakarta.
Jam Buka 07.00 – 17.00 WIB (Disarankan datang pagi agar cahaya maksimal).
Harga Tiket Gratis (Donasi sukarela untuk kebersihan/pemuda desa sangat disarankan).
Parkir Tersedia area parkir sederhana di rumah warga atau area lapang terdekat (Motor: Rp2.000 – Rp3.000).
Fasilitas Area parkir, warung makan sederhana (di area pemukiman warga), jalur trekking semen/tanah. Toilet umum tersedia di rumah warga sekitar.
Kondisi Fisik Wisatawan harus menaiki anak tangga/jalan menanjak. Pastikan fisik dalam kondisi prima.

💧 Sendang Surocolo: Mata Air Kehidupan di Tengah Pelarian

Sendang Surocolo Bantul Jogja | Google Map/Kontributor Wong Jawa Ngayogy

Eksplorasi di kawasan Goa Surocolo tidak akan lengkap tanpa mengunjungi Sendang Surocolo. Terletak tidak jauh dari lokasi gua, mata air alami ini memegang peranan krusial dalam sejarah situs ini.

Keunikan & Nilai Sejarah

Jika Goa Surocolo berfungsi sebagai “benteng” pertahanan dan tempat tinggal, maka sendang ini adalah sumber kehidupannya.

  • Sumber Air Wudhu & Minum: Dipercaya kuat bahwa sendang ini digunakan oleh Sunan Amangkurat III dan para pengikutnya untuk kebutuhan air minum sehari-hari serta bersuci (wudhu) sebelum beribadah.

  • Kaitannya dengan Jaladwara: Keberadaan sendang ini menguatkan temuan arkeologis Jaladwara (pancuran air kuno) di sekitar situs. Ini menandakan bahwa sejak era Hindu hingga Islam, pengelolaan tata air di kawasan ini sudah sangat maju.

Mitos & Kepercayaan Lokal

Bagi masyarakat setempat dan peziarah, air dari Sendang Surocolo dipercaya memiliki “tuah” atau keberkahan.

  • Air Abadi: Konon, debit air di sendang ini tidak pernah kering meskipun musim kemarau panjang melanda perbukitan kapur Seloharjo.

  • Khasiat: Banyak pengunjung yang menyempatkan diri membasuh muka di sini dengan harapan mendapatkan kesegaran, ketenangan batin, hingga kepercayaan akan awet muda (mitos lokal).

Lokasi Sendang

Untuk mencapai sendang, pengunjung biasanya harus berjalan sedikit menuruni jalan setapak dari area gua utama. Suasana di sekitar sendang sangat asri, dinaungi pepohonan besar yang membuat udara terasa sejuk, kontras dengan area tebing yang terik.

📍 Rute & Aksesibilitas

Lokasi berjarak sekitar 20-25 km dari pusat Kota Yogyakarta (Malioboro/Titik Nol) dengan waktu tempuh sekitar 45-60 menit menggunakan kendaraan pribadi.

Panduan Rute (Turn-by-Turn):

  1. Dari Kota Yogyakarta: Arahkan kendaraan ke Selatan melalui Jl. Parangtritis.

  2. Jembatan Kretek (Sungai Opak): Lurus terus hingga mencapai KM 18-19. Sebelum jembatan panjang Kretek, perhatikan petunjuk arah ke Pundong (Belok Kiri).

  3. Arah Seloharjo: Ikuti jalan utama Pundong, melewati Jembatan Soka (di atas Sungai Opak). Lanjutkan lurus ke arah Timur menuju perbukitan Seloharjo.

  4. Menuju Poyahan: Setelah melewati area persawahan dan mulai masuk area perbukitan, cari plang petunjuk ke Dusun Poyahan atau Goa Surocolo.

  5. Tanjakan Terakhir: Anda akan menemui jalan menanjak. Ikuti jalan aspal desa hingga ujung/habis. Di sanalah titik awal trekking menuju gua.

Tips Transportasi: Tidak ada angkutan umum yang masuk sampai ke titik lokasi gua. Sangat disarankan menggunakan sepeda motor atau mobil kecil. Bus besar tidak dapat mengakses jalan desa menuju lokasi.


❓ FAQ (Seputar Goa Surocolo)

Bagian ini dirancang untuk menjawab pertanyaan yang sering diajukan pengguna di mesin pencari:

Q: Apakah Goa Surocolo cocok untuk anak-anak?

A: Kurang disarankan untuk balita. Akses menuju gua membutuhkan jalan kaki menanjak dan area sekitar gua adalah tebing alam yang minim pagar pengaman, sehingga butuh pengawasan ekstra orang tua.

Q: Kapan waktu terbaik berkunjung?

A: Musim kemarau (Mei – September). Saat musim hujan, jalan setapak dan bebatuan kapur bisa menjadi cukup licin.

Q: Apakah ada pemandu wisata di lokasi?

A: Tidak ada pemandu resmi yang standby. Namun, Anda bisa meminta bantuan warga lokal di Dusun Poyahan untuk mengantar dengan memberikan tips sukarela. Warga setempat biasanya sangat ramah dan paham sejarah lokasi.

Q: Apakah ada sumber air di dekat Goa Surocolo?

A: Ya, terdapat Sendang Surocolo, sebuah mata air alami yang tidak jauh dari gua. Sendang ini bersejarah karena diyakini sebagai sumber air minum dan wudhu Sunan Amangkurat III saat bersembunyi di sana. Airnya jernih dan menyegarkan.

Q: Apa barang yang wajib dibawa?

A: Air minum (tidak ada penjual di atas bukit), alas kaki yang nyaman (sepatu/sandal gunung), dan senter (jika ingin melihat detail bagian dalam gua yang gelap).

Mengapa Anda Harus Berkunjung?

Goa Surocolo adalah bukti bahwa Yogyakarta masih menyimpan “hidden gems” yang belum terjamah komersialisasi massal. Bagi pecinta sejarah dan mereka yang ingin merenungi jejak masa lalu bangsa, situs ini menawarkan keheningan yang autentik.s?