Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket 2025 dan Ulasan
Candi Mendut adalah salah satu candi Buddha yang terletak di Jawa Tengah, Indonesia. Didirikan oleh wangsa Syailendra pada awal abad ke-9, candi ini adalah bagian dari rangkaian candi yang termasuk Candi Borobudur dan Candi Pawon. Candi Mendut terkenal dengan arsitekturnya yang megah dan relief-reliefnya yang indah, yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan Buddha. Salah satu daya tarik utama Candi Mendut adalah tiga arca besar yang terletak di ruang utama candi, yaitu arca Dhyani Buddha Vairocana, Awalokiteswara, dan Bodhisattva Wajrapani. Keberadaan Candi Mendut tidak hanya memiliki nilai sejarah dan arkeologi yang besar, tetapi juga menambah keajaiban kebudayaan dan spiritualitas yang kaya di kawasan tersebut.
Keunikan dari Candi Mendut membuatnya menjadi sebuah destinasi yang patut dikunjungi, terutama karena letaknya yang sangat strategis, hanya sekitar 3 kilometer dari ikon wisata terkenal, Candi Borobudur. Candi Mendut tidak berdiri sendiri; ia adalah bagian dari rangkaian tiga candi yang mengagumkan, bersama dengan Candi Borobudur dan Candi Pawon. Ketiga candi ini tersusun dalam satu garis lurus dengan orientasi utara-selatan, menambah keistimewaan dan nilai historis dari kawasan ini. Keindahan dan keajaiban arsitektur yang ditawarkan oleh Candi Mendut menjadikannya salah satu situs budaya yang paling berharga dan wajib disinggahi saat menjelajahi kekayaan warisan budaya di Magelang.
Candi Mendut merupakan sebuah mahakarya arsitektur yang dibangun dari bahan batu bata yang dipadu dengan batu andesit, memberikan kesan kokoh dan tahan lama yang khas. Material ini tidak hanya memperkuat struktur candi, tetapi juga menambah keunikan dan estetika secara keseluruhan. Bentuk dari Candi Mendut sering kali dianggap memiliki kemiripan dengan candi-candi lain yang menawan, seperti yang terdapat di Kompleks Candi Dieng dan Candi Gedong Songo. Kemiripan ini menunjukkan adanya gaya dan teknik bangunan yang mungkin berkembang pada masa yang sama, memberikan kita wawasan yang lebih dalam tentang perkembangan arsitektur dan budaya pada zaman dulu. Dengan gabungan keindahan dan kekuatannya, Candi Mendut tidak hanya menjadi simbol religius dan spiritual, tetapi juga bukti cemerlang dari keahlian para perajin masa lampau.
Fungsi Candi Mendut
Berperan sangat penting sebagai tempat peribadatan bagi umat Buddha, baik dari dalam negeri maupun mancanegara, sejalan dengan fungsi serupa yang dimiliki oleh Candi Borobudur dan Candi Pawon. Menjelang perayaan Tri Suci Waisak, yang merupakan peristiwa penting dalam kalender agama Buddha, Candi Mendut bertransformasi menjadi pusat kegiatan religius yang sakral. Di sini, air berkah yang disakralkan berasal dari Umbul Jumprit, serta api abadi dari Mrapen diusung untuk pemerkuatan ritual. Para biksu dan umat Buddha melakukan pradaksina, sebuah ritual suci berupa berjalan mengitari candi sesuai arah jarum jam sejumlah tiga kali, sebagai simbol penghormatan dan pemusatan meditasi. Setelah pradaksina, masing-masing sangha melanjutkan dengan pujabakti di depan altar, sebuah ritual pemujaan yang mendalam dan khusyuk. Selama periode ini, Candi Mendut memancarkan aura spiritual yang kuat, menarik ribuan umat Buddha dan wisatawan yang ingin merasakan kedamaian dan kebesaran ritual yang jarang ditemui di tempat lain.
Seperti Candi Borobudur, Candi Mendut juga digunakan sebagai tempat ibadat oleh umat Buddha, terutama saat perayaan Tri Suci Waisak. Sebagai bagian dari ritual, para biksu umumnya melakukan pradaksina, yaitu jalan berputar keliling candi sesuai arah jarum jam sejumlah tiga kali. Candi Mendut juga menjelma menjadi destinasi wisata sejarah yang memikat serta objek penelitian yang tak ternilai bagi para ahli sejarah dan arkeologi. Kecantikan arsitektur dan ragam relief yang menghiasi dinding-dinding candi menawarkan wawasan mendalam tentang seni, budaya, dan kepercayaan masyarakat masa lalu. Wisatawan dari berbagai penjuru dunia datang untuk mengagumi keindahan bangunan ini, sembari belajar mengenai sejarah dan filosofi yang melatarbelakanginya. Bagi para peneliti, Candi Mendut menyimpan beragam informasi yang penting untuk menggali lebih dalam tentang kehidupan, teknologi, serta hubungan sosial budaya pada era klasik Jawa. Tidak hanya itu, aktivitas pemugaran dan preservasi candi ini juga merupakan sumber belajar yang penting dalam bidang konservasi dan arkeologi. Dengan demikian, Candi Mendut bukan hanya sebuah situs religius, tetapi juga pusat pengetahuan dan pembelajaran yang terus memberikan inspirasi bagi generasi mendatang.
Sejarah Singkat Candi Mendut
Diperkirakan memiliki usia yang lebih tua dibandingkan Candi Borobudur dan dibangun pada tahun 824 Masehi. Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno dan didirikan pada masa kekuasaan Raja Indra yang berasal Dinasti Syailendra. Menurut prasasti yang ditemukan, Raja Indra bersama putrinya mendirikan sebuah bangunan suci yang diberi nama Srimad Wenuwana. Seorang arkeolog, Johannes Gijsbertus de Casparis, menyebutkan bahwa nama tersebut berhubungan dengan Candi Mendut karena istilah Wenuwana berarti Taman Kijang, serta di Candi Mendut terdapat dharmachakra (relief cakra) yang diapit oleh dua ekor kijang.
Pada tahun 1836, Candi Mendut ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan, tertimbun oleh tanah dan abu vulkanik akibat letusan gunung berapi di masa lampau. Penemuan ini membuka babak baru dalam upaya pelestarian warisan budaya dan sejarah bangsa. Pemerintah kolonial Belanda kemudian melakukan serangkaian pemugaran untuk mengembalikan keindahan dan kemegahan candi tersebut. Pemugaran pertama berlangsung pada tahun 1897 hingga 1904, di mana upaya ini fokus pada stabilisasi struktur dan penguatan fondasi candi. Tahun 1908, pemugaran kedua dilakukan dengan lebih banyak perbaikan dan rekonstruksi pada bagian tubuh candi yang rusak. Pemugaran terakhir yang signifikan terjadi pada tahun 1925, melibatkan penyempurnaan bagian kaki, tubuh, serta atap candi, dan termasuk pemasangan beberapa stupa kecil yang menjadi elemen penting dalam arsitektur Candi Mendut. Seluruh proses ini bukan hanya sekadar memperbaiki bangunan, namun juga menggali dan mengungkap kembali cerita-cerita yang terukir dalam relief dan stupa, sehingga kita dapat memahami lebih baik nilai-nilai agama, sosial, dan budaya yang dikandungnya. Dengan demikian, pemugaran ini tidak hanya menyelamatkan sebuah struktur, tetapi juga melestarikan sejarah yang berharga dan memberikan wawasan penting bagi penelitian masa depan.
Menurut filolog Belanda terkemuka, J.G. de Casparis, Candi Mendut diperkirakan dibangun pada tahun 824 Masehi oleh Raja Indra, pendiri Wangsa Syailendra. Dugaan ini didasarkan pada analisis mendalam terhadap Prasasti Karangtengah, sebuah prasasti bersejarah yang mengungkapkan bahwa Raja Indra mendirikan sebuah bangunan suci yang disebut Wenuwana, yang dalam bahasa Sansekerta berarti “hutan bambu.” Casparis mengartikan Wenuwana sebagai Candi Mendut, menghubungkan artefak arkeologis ini dengan penggalian sejarah yang lebih luas tentang kekuasaan Raja Indra dan dinasti Syailendra. Keberadaan Candi Mendut dengan segala ornamen dan reliefnya seakan-akan menjadi saksi bisu dari kebesaran dan kemajuan peradaban pada masa itu. Penemuan dan interpretasi Casparis tidak hanya memberikan wawasan baru mengenai masa lalu, tetapi juga menambah kedalaman pemahaman kita tentang bagaimana raja-raja pada zaman tersebut membangun monumen keagamaan sebagai simbol kekuasaan dan devosi spiritual. Hal ini memperkaya pengetahuan budaya serta sejarah Asia Tenggara, khususnya di bidang arkeologi dan epigrafi.
Relief dan Arca
Candi ini Berbentuk segi empat dengan tinggi bangunan seluruhnya 26,40 meter, berdiri di atas batur setinggi sekitar 2 meter yang dihiasi dengan selasar lebar dan langkan. Dinding kaki candi dihiasi dengan pahatan bunga, 31 panel relief cerita dan sulur-suluran yang indah.
Di tangga menuju selasar yang berada di sisi barat, terdapat beberapa panel berukir yang menampilkan berbagai kisah ajaran Buddha. Pintu masuk ke ruangan dalam candi dilengkapi dengan ruang penampil yang menampilkan relief Hariti pada dinding selatan serta relief Kuwera pada dinding utara
- Lima Relief Candi
Candi ini memiliki lima relief yang mengisahkan tentang cerita ajaran agama Buddha atau cerita Jataka, yaitu:- Relief Kuwera dan Hariti: Mengisahkan raksasa yang memakan manusia dan melakukan pertobatan setelah bertemu Buddha.
- Relief Bodhisattva Ayalokitesvara: Mengisahkan kehidupan Buddha yang sedang duduk di atas Padmasana dengan kolam di depannya yang digambarkan sebagai air mata Buddha.
- Relief Bodhisattva: Menggambarkan Buddha dengan empat tangan dan mengenakan pakaian kebesaran, kepalanya memancarkan cahaya.
- Relief Dewi Tara: Menggambarkan Dewi Tara dengan delapan tangan, duduk di atas Padmasana, memegang berbagai barang.
- Relief Sarwaniwaranawiskhambi: Menggambarkan sosok berdiri di bawah payung dengan pakaian kebesaran.
- Arca-Arca di Candi Mendut
Candi ini Memiliki tiga arca besar yang terletak di bagian tubuh candi:- Arca Dyani Buddha Cakyamuni/Vairocana: Terletak di tengah candi, Buddha dalam posisi duduk dengan kedua kakinya menyiku dan tangannya dalam sikap dharmacakramudra.
- Arca Buddha Avalokitesvara: Buddha duduk dengan kaki kanan menjuntai dan tangan dalam sikap varamudra.
- Arca Bodhisattva Vajrapani: Buddha duduk dengan kaki kiri dilipat dan telapak kaki menyentuh paha kanan.
Lokasi dan Jam Buka
- Lokasi: Jl. Mayor Kusen, Desa Mendut, Kec. Mungkid, Kab. Magelang, Jawa Tengah.
- Jam Buka: Setiap hari dari Senin hingga Minggu, pukul 08.00 – 16.00 WIB.
- Harga Tiket Masuk November 2025 : Rp 10.500 untuk pengunjung dewasa dan Rp 5.500 untuk pengunjung anak.
Daya Tarik Wisata Candi Mendut
Menawarkan berbagai daya tarik wisata yang membuatnya layak dikunjungi:
- Arsitektur Unik: memiliki bentuk persegi dengan tinggi 3,70 meter. Meski tidak sebesar Candi Borobudur, desain arsitekturnya sangat unik dan megah.
- Lingkungan Damai: Terletak di tengah pepohonan, lingkungan di sekitar candi ini sangat sejuk dan tenang, memberikan suasana yang damai bagi pengunjung.
- Arca dan Relief Buddha: Di dalam candi terdapat tiga arca Buddha dan patung Buddha Sakyamuni dalam posisi duduk. Juga terdapat berbagai relief yang dipahat menggambarkan ajaran Buddha.
- Wisata Edukasi: Candi ini sebagai cagar budaya menawarkan kesempatan edukasi mengenai sejarah dan nilai-nilai budaya dari bangunan candi.
- Spot Foto Otentik: Pengunjung dapat menemukan banyak spot foto yang menarik untuk koleksi foto liburan.
| Baca : Candi Gedong Songo Pesona Alam Dan Budaya
Ulasan Pengunjung
Ar Roofi Nurul: Candi Mendut adalah bagian dari kompleks candi yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Terletak di Mungkid, akses menuju candi ini agak jauh dari Candi Borobudur, jadi lebih baik menggunakan kendaraan. Candi Mendut pilihan tepat bagi wisatawan yang ingin menjelajah kawasan Borobudur. Di sekitarnya, terdapat pohon beringin besar dan pendopo dengan replika candi. Ada juga informasi tentang candi ini yang memberikan wawasan tambahan mengenai warisan budaya Nusantara. Tiket masuknya murah, hanya Rp 12.500,- sudah termasuk akses ke Candi Pawon.
Lutfiarifulloh: Tempatnya nyaman sekali, inspirasi untuk desain rumah dengan pelataran luas dan pepohonan rindang. Masuk gratis dan bisa melihat patung Buddha di beberapa ruangan. Udara wangi akibat dupa yang dibakar.
Duan Adi & Djuna Adi: Tempat sembahyang umat Buddha. Kami melihat prosesi sembahyang dengan alunan doa khas, sangat sakral. Lokasi mudah dijangkau dengan parkiran luas, teduh, dan lingkungan candi yang terawat. Petugas loket dan security ramah, menjelaskan sejarah candi dan acara rutin. Kunjungi saat sore hari untuk cuaca teduh.
Debora Dolan: Kalau ke Candi Borobudur, mampirlah ke Candi Mendut. Meski lebih kecil, memiliki sejarah kaya. Ada taman hijau yang keren untuk foto dan tempat nongkrong nyaman karena pepohonan rimbun. Candi ini pembuka dari rangkaian 3 candi di Borobudur. Wajib dikunjungi!
yudhi_priyanto: Mudah dijangkau, dari jalan raya hanya beberapa meter. Akses parkir mudah, khususnya dari jalan Jogjakarta-Semarang. Candi Buddha ini dekat dengan vihara.
*** Ulasan ini dirangkum dari beberapa sumber, seperti google review, tripadvisor, sosial media, dll
Panduan Rute
Berikut adalah rute perjalanan menuju Candi Mendut dari Yogyakarta dan Semarang:
Rute dari Yogyakarta:
- Mulai dari Yogyakarta:
- Ambil Jalan Magelang menuju arah utara (Jl. Magelang/Jl. Yogya – Magelang).
- Anda akan melewati beberapa kota kecil seperti Muntilan dan Mungkid.
- Tiba di Magelang:
- Setelah tiba di Magelang, lanjutkan perjalanan ke arah barat daya menuju Jalan Mayor Kusen di Desa Mendut.
- Sampai di Candi Mendut:
- Candi Mendut terletak di Jl. Mayor Kusen, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
- Perkiraan waktu tempuh dari Yogyakarta ke Candi Mendut adalah sekitar 1 – 1,5 jam tergantung kondisi lalu lintas.
Rute dari Semarang:
- Mulai dari Semarang:
- Mulai perjalanan ke arah selatan melalui Jalan Semarang – Magelang (Jl. Magelang – Ambarawa).
- Anda akan melewati kawasan seperti Ungaran dan Ambarawa.
- Menuju Magelang:
- Setelah tiba di Ambarawa, lanjutkan perjalanan menuju Magelang melalui Jl. Ambarawa – Magelang.
- Lanjut ke Candi Mendut:
- Setelah tiba di Magelang, lanjutkan perjalanan ke arah barat daya menuju Jalan Mayor Kusen di Desa Mendut.
- Sampai di Candi Mendut:
- Candi Mendut terletak di Jl. Mayor Kusen, Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
- Perkiraan waktu tempuh dari Semarang ke Candi Mendut adalah sekitar 2 – 2,5 jam tergantung kondisi lalu lintas.
Candi Mendut adalah destinasi wisata sejarah yang tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur, tetapi juga pendidikan sejarah dan budaya. Candi ini menjadi tempat yang sangat direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan candi, belajar tentang sejarah Buddha di Indonesia, atau sekadar menikmati kedamaian yang ditawarkan lingkungannya.
Setiap candi di Indonesia, termasuk Candi Mendut, memiliki keunikannya masing-masing yang membuatnya bernilai untuk dikunjungi. Pastikan untuk menambahkan Candi Mendut ke dalam daftar destinasi wisata Anda berikutnya pada Januari 2025 di Indonesia.
Artikel Terbaru
Taman Laut 17 Pulau Riung Petualangan Sempurna Yang Tidak Tertandingi
Taman Laut 17 Pulau Riung : Petualangan Sempurna yang Tidak Tertandingi
Pantai Tanjung Mutiara Tempat Tamasya Keluarga Di Danau Singkarak
Pantai Tanjung Mutiara : Tempat Tamasya Terbaik di Pinggir Danau Singkarak
Pulau Padar “Lokasi Trekking Dan Pemandangan Terbaik Di Labuan Bajo”
Pulau Padar Labuan Bajo: Lokasi Trekking dan Pemandangan Terbaik di Taman Nasional Komodo
Bukit Cinta Labuan Bajo: Perpaduan Romantisme dan Senja yang Memukau
pedoman wisata memberikan petunjuk, peta dan review dari setiap lokasi wisata
Hotel dan Vila di Sekitar Taman Safari Bogor – Tempat Wisata di Dekatnya
Berlibur di Taman Safari Bogor adalah pengalaman yang tak terlupakan, apalagi jika dilengkapi dengan akomodasi yang nyaman dan strategis. Banyak wisatawan yang mencari penginapan dekat lokasi wisata ini untuk menikmati liburan dengan lebih maksimal. Bagi [...]
Puncak Temboan Rurukam “Panorama Matahari Terbit Sempurna Di Kota Tomohon”
Puncak Temboan di Kota Tomohon : Panorama Lingkungan yang Sempurna
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 1 logo 2x](https://travels.id/wp-content/uploads/2023/02/logo-2x-300x65.png)
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 2 TRAVELS.id](https://travels.id/wp-content/uploads/2023/10/TRAVELS200.png)
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 3 Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket 2025 dan Ulasan](https://travels.id/wp-content/uploads/2024/10/candi-mendut.webp)
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 4 Taman Wisata Alam Laut 17 Pulau Riung Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur](https://travels.id/wp-content/uploads/2024/04/Taman-Wisata-Alam-Laut-17-Pulau-Riung-@bang_tora-700x441.webp)
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 5 Pantai Tanjung Mutiara Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat](https://travels.id/wp-content/uploads/2024/04/Pantai-Tanjung-Mutiara-anggititania-640x441.webp)
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 6 Pulau Padar Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur](https://travels.id/wp-content/uploads/2024/03/Pulau-Padar-jonashornehoj-700x441.webp)
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 7 Bukit Cinta, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur](https://travels.id/wp-content/uploads/2024/03/Bukit-Cinta-Labuan-Bajo-Flores-NTT-karin_please-700x441.webp)
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 8 Taman Safari Bogor](https://travels.id/wp-content/uploads/2024/09/Taman-Safari-Bogor-700x441.webp)
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 9 Bukit Temboan Rurukam Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara](https://travels.id/wp-content/uploads/2024/03/Bukit-Temboan-Rurukam-Tomohon-Sulawesi-Utara-@insxr_-700x441.webp)
![Candi Mendut : Sejarah, Fungsi, Harga Tiket [Year] Dan Ulasan 10 logo 2x footer](https://travels.id/wp-content/uploads/2023/03/logo-2x-footer.png)