Menelusuri Jejak Majapahit di Goa Payaman: Sejarah, Rute, dan Misteri
Apakah Anda mencari destinasi wisata di Yogyakarta yang menawarkan ketenangan alam pedesaan sekaligus menyimpan misteri sejarah nusantara yang kental? Goa Payaman di Sedayu, Bantul, adalah jawabannya.
Sering disebut sebagai hidden gem di ujung barat Bantul, tempat ini bukan sekadar gua alam biasa. Ini adalah saksi bisu pelarian akhir Kerajaan Majapahit hingga markas gerilya Pangeran Diponegoro. Berikut adalah panduan lengkap untuk Anda.
🧐 Apa Itu Goa Payaman? (Overview)
Goa Payaman adalah situs cagar budaya dan wisata alam yang terletak di perbukitan kapur (Bukit Selo). Secara fisik, gua ini tidak memiliki stalaktit atau stalagmit yang rumit, melainkan cerukan besar yang menyerupai tempat hunian purba.
Lokasi: Kepuhan RT.11, Kalurahan Argorejo, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.
Karakteristik: Terdiri dari Goa Lanang (kini tertutup tanah) dan Goa Wadon/Putri (masih bisa dikunjungi).
Daya Tarik Utama: Wisata sejarah (napak tilas Majapahit), wisata religi (spiritual), dan sport tourism (rute sepeda menanjak).
📜 Sejarah & Legenda: Dari Majapahit hingga Diponegoro
Berdasarkan data sejarah tutur dan literatur lokal, Goa Payaman memiliki nilai historis yang sangat tinggi:
1. Tempat Pelarian Prabu Brawijaya V (Majapahit)
Konon, saat Kerajaan Majapahit runtuh akibat konflik internal (Perang Kertabumi vs Rana Wijaya) dan desakan Kerajaan Demak, Prabu Brawijaya V (dikenal dengan nama samaran Gusti Pinesti) melarikan diri ke arah barat. Beliau menemukan bukit ini aman dan nyaman (“Ayem”), sehingga dinamakan Payaman.
Gua Lanang: Diyakini sebagai tempat pertapaan hingga moksa.
Gua Wadon: Tempat tinggal dan peristirahatan sang Prabu beserta pengikut setianya, termasuk Mpu Sopa Anom (pembuat keris legendaris).
2. Markas Pangeran Diponegoro
Ratusan tahun kemudian, pada masa Perang Jawa (1825–1830), lokasi ini yang tersembunyi dan berada di ketinggian dimanfaatkan oleh Pangeran Diponegoro sebagai salah satu basis pertahanan dan persembunyian strategi gerilya melawan Belanda.
🗺️ Rute & Transportasi dari Pusat Kota Jogja
Jarak dari Titik Nol Kilometer Yogyakarta ke Goa Payaman adalah sekitar 14-15 km dengan waktu tempuh normal 30-40 menit.
Opsi 1: Kendaraan Pribadi (Motor/Mobil) – Rekomendasi Terbaik
Akses jalan sudah beraspal halus dan bisa dilalui mobil hingga bus medium.
Dari Titik Nol Kilometer, arahkan kendaraan ke Barat melewati Jl. KH. Ahmad Dahlan lurus terus hingga Jl. Wates.
Ikuti Jl. Raya Wates hingga mencapai Km 12.
Perhatikan Perempatan Sedayu (landmark: Polsek Sedayu atau Universitas Mercu Buana Yogyakarta Kampus 1).
Belok Kiri (Selatan) masuk ke Jl. Sedayu-Gesikan.
Lurus sekitar 1,5 km. Ikuti papan penunjuk jalan bertuliskan “Goa Payaman”.
Anda akan melewati jalan pedesaan yang asri. Lokasi gua ada di sebelah kiri jalan (naik sedikit ke bukit).
Opsi 2: Bersepeda (Gowes)
Bagi pecinta road bike atau MTB, rute ini sangat populer di pagi hari.
Rute: Gunakan jalur pedesaan via Gamping – Pajangan – Sedayu.
Kondisi: 4 km sebelum lokasi, Anda akan disuguhi pemandangan sawah. Tantangan utama adalah tanjakan sejauh 2 km sebelum titik finis di gua.
Waktu Terbaik: Pukul 06.00 – 09.00 WIB untuk udara sejuk dan traffic sepi.
Opsi 3: Transportasi Umum (Kurang Disarankan)
Naik Trans Jogja rute ke Gamping.
Dari Gamping, oper ke bus kecil jurusan Wates, turun di Perempatan Sedayu.
Dari perempatan, Anda harus naik ojek pangkalan/online sejauh 1,5 km ke dalam karena tidak ada angkutan umum yang masuk langsung ke situs.
🎟️ Tiket Masuk & Fasilitas
Informasi ini penting bagi Anda yang ingin mengatur budget perjalanan (Update 2025):
Harga Tiket Masuk: Sejauh ini Gratis / Sukarela. Pengunjung biasanya hanya mengisi kotak dana kebersihan.
Parkir: Motor (Rp 2.000), Mobil (Rp 5.000). Parkir biasanya di tepi jalan atau halaman warga karena area parkir khusus di atas bukit terbatas.
Jam Buka: Setiap hari (08.00 – 16.00 WIB). Namun, untuk aktivitas spiritual/tirakat sering dikunjungi malam hari.
Fasilitas:
Toilet sederhana.
Warung makan kecil (hanya buka saat ramai/akhir pekan).
Area Camping (Bumi Perkemahan dikelola warga).
Papan informasi (minim, disarankan riset dulu).
🎒 Tips Berkunjung
Agar kunjungan Anda maksimal dan menghormati kearifan lokal:
Hormati Situs: Ini adalah tempat yang dianggap sakral oleh warga setempat. Jaga sopan santun, ucapan, dan jangan membuang sampah sembarangan.
Alas Kaki: Gunakan sepatu atau sandal gunung yang nyaman karena Anda akan menaiki anak tangga dan jalan setapak tanah/batu kapur.
Bawa Bekal: Penjual makanan tidak selalu ada setiap saat. Bawa air minum sendiri.
Waspada Mistik: Bagi Anda yang peka, suasana di sini cukup magis terutama sore menjelang malam. Jika tujuannya wisata sejarah/alam, datanglah saat matahari terang.
🙋 FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan
Untuk membantu Anda lebih memahami destinasi ini, berikut jawaban atas pertanyaan populer di Google:
Q: Apakah Goa Payaman cocok untuk wisata keluarga?
A: Ya, untuk wisata edukasi sejarah dan pengenalan alam. Namun, harap awasi anak-anak karena area tebing dan jalan setapak yang tidak semuanya berpagar.
Q: Apa bedanya Goa Lanang dan Goa Wadon di Payaman?
A: Gua Lanang konon tempat pertapaan laki-laki (Prabu Brawijaya) dan kini sudah tertutup tanah/batu. Gua Wadon (Putri) adalah gua yang masih terbuka, lebih dangkal, dan dulunya untuk tempat tinggal/istirahat.
Q: Apakah ada juru kunci di Goa Payaman?
A: Ada. Keluarga juru kunci (seperti keturunan Mbah Wono Semito) tinggal di sekitar lokasi. Jika ingin mendengar cerita sejarah mendalam, Anda bisa mencoba bertanya pada warga sekitar untuk dipertemukan dengan sesepuh desa.
Q: Apakah boleh camping di Goa Payaman?
A: Boleh. Terdapat area Bumi Perkemahan di dekat gua yang dikelola oleh Payaman Management (warga lokal). Fasilitasnya mencakup area lapang, aula sederhana, dan MCK.
Q: Seberapa jauh Goa Payaman dari Bandara YIA?
A: Dari Bandara YIA (Kulon Progo), jaraknya sekitar 30 km ke arah timur (menuju Jogja). Lokasinya sangat strategis untuk disinggahi jika Anda perjalanan dari Bandara menuju Kota Jogja via Jl. Wates.
Goa Payaman mungkin tidak gemerlap seperti wisata viral lainnya di Jogja. Namun, bagi pencari ketenangan dan mereka yang ingin merenungi perjalanan sejarah bangsa dari reruntuhan Majapahit hingga Perang Jawa, tempat ini menawarkan atmosfer yang tak tergantikan.
Siap menjelajah sisi lain Bantul? Yuk, agendakan ke Goa Payaman akhir pekan ini!
Artikel Terbaru
Pulau Bawa Di Kepulauan Hinako Tempat Snorkeling dan Selancar Terbaik di Nias
Pulau Bawa di Kepulauan Hinako, Kabupaten Nias Barat : Tempat Tujuan Snorkeling di Nias
Menelusuri Pesona Alam dan Budaya Desa Wisata Tinalah di Bukit Menoreh
Desa Wisata Tinalah
Pantai Tampan’Amma Surga Tersembunyi Di Pulau Karakelang
Pantai Tampan Amma di Pulau Karakelang : Surga Tersembunyi di Kabupaten Kepulauan Talaud
Menelusuri Jejak Majapahit di Goa Payaman: Sejarah, Rute, dan Misteri
Informasi harga tiket, penginapan, hotel, kuliner, jam buka dan fasilitas tempat wisata
Pikatan Waterpark Temanggung 2025: Harga Tiket, Lokasi, dan Wahana Lengkap
Informasi harga tiket, penginapan, hotel, kuliner, jam buka dan fasilitas tempat wisata
Taman Laut 17 Pulau Riung Petualangan Sempurna Yang Tidak Tertandingi
Taman Laut 17 Pulau Riung : Petualangan Sempurna yang Tidak Tertandingi







